AIR TERJUN LAE UNE

15:04 0

                                WISATA AIR TERJUN LAE UNE 

      Sejak terbentuknya Kabupaten Pakpak Bharat Bupati dan Aparatur Pemerintahan selangkah demi selangkah mulai melakukan pembangunan di berbagai sektor yaitu pembangunan sarana umum dan perkantoran. Keadaan pembangunan tersebut merupakan merupakan wujud nyata dari pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat. Salah satu wujud dari pembangunan ini terllihat pada sektor pariwisata. Salah satu tempat wisata yang cukup dikenal masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Wisata Air Terjun Lae Une, perlahan mulai dibenahi.
Wisata ini terletak di Desa Kecupak Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat. Ditinjau dari segi alamnya, wisata air terjun Lae Une cukup diperhitungkan keasriannya. Daerah ini masih cukup asri dengan pepohonan dan tumbuhan lain yang mengelilingi Air Terjun ini.
Sedangkan dari segi potensinya, Lae Une bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik karena debit air yang cukup dan lokasinya yang strategis.
Memang masih banyak yang perlu dibenahi di tempat ini, sehingga nantinya wisata ini akan layak disebut sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Pakpak Bharat.



                                                                                                                     By: Berto Berutu

MAKANAN KHAS SUKU PAKPAK

14:49 0
                                                            MAKANA KHAS SUKU PAKPAK (PELLENG)

Dalam adat-istiadat kesukuan di berbagai negara, aspek kuliner alias makanan dan minuman merupakan salah satu poin penting. Tak hanya sebagai pemuas lapar dan dahaga, berbagai jenis makanan serta minuman diolah dan disantap karena berkaitan dengan latar belakang budaya, kepercayaan, serta adat istiadat tertentu. Tak terkecuali dengan suku Pakpak, sebuah kelompok suku yang mayoritas mendiami wilayah Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat di Sumatera Utara. Sebagai suku yang memiliki warisan adat dan budaya yang unik, budaya pakpak pun mengenal adanya tradisi kuliner yang berkaitan erat dengan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Pakpak. Berbagai jenis makanan diolah tidak hanya sebagai santapan rutin, namun juga untuk mendahului berbagai peristiwa penting seperti panen dan pernikahan. Dalam budaya pakpak, beras merupakan unsur penting untuk membuat makanan adat, baik karena kandungan nutrisi, kemampuannya untuk mengenyangkan perut, maupun makna spiritualnya.
Hidangan Beras dalam Tradisi Kuliner Pakpak
Beras, yang hadir dalam berbagai santapan adat suku Pakpak, menjadi bagian penting dalam hampir setiap peristiwa penting serta aspek kehidupan anggota suku Pakpak. Ada berbagai cara mengolah hidangan beras menurut cara masyarakat Pakpak. Ada yang berupa hasil olahan sederhana, misalnya ginaru ncor yang merupakan bubur beras campur cuka, atau nakan gersing alias nasi kunyit yang dihidangkan dengan telur rebus. Ada juga olahan yang lebih rumit dan memanfaatkan berbagai bahan baku khas Pakpak, misalnya pelleng yang mungkin lebih dikenal masyarakat Indonesia sebagai nasi kuning, dan nakan merasa alias beras yang diolah bersama buah bungke yang pahit, tanaman singgaren, rimbang dan terong. Beras juga diolah menjadi tepung dan dimasak lagi dengan kelapa dan gula merah menjadi semacam kue yang disebut nditak.
Makna di Balik Hidangan Khas Pakpak
Dalam budaya pakpak, berbagai sajian tradisionalnya dimasak dan dihidangkan dengan menyimpan makna atau harapan tertentu. Nasi kuning alias pelleng, misalnya, dipandang sebagai makanan yang tidak hanya kaya dan menyehatkan namun juga memiliki unsur spiritualitas tinggi. Itulah sebabnya makanan ini biasa dihidangkan pada pagi hari sebelum peristiwa-peristiwa penting seperti membuka lahan, mengiringi anggota keluarga yang pergi atau pulang merantau, hajatan, hingga perang. Unsur spiritual beras dalam budaya pakpak juga nampak dalam hadirnya kue nditak di acara pengikiran gigi anak gadis, penyerahan mas kawin alias muat nakan peradupen, serta upacara meneppuh babah untuk mengakhiri panen atau acara pernikahan. Wanita Pakpak yang sedang hamil biasanya diminta memakan nakan merasa atau kadang juga disebut nakan pagit. Hasil olahan beras dengan buah-buahan dan sayuran yang pahit ini dianggap dapat menguatkan fisik dan mental si ibu, serta menghindarkan janin si ibu dari penyakit karena darah si ibu dan bayinya dianggap menjadi pahit akibat makanan tersebut. Biasanya, wanita Pakpak yang sedang hamil diminta memakan makanan ini ketika usia kandungannya sudah mencapai 5 hingga 7 bulan.
Rumah adat PakPak

Rumah adat PakPak

14:41 0
      

                                                           Rumah Adat PakPak


 Suku Pakpak merupakan sebuah suku yang tersebar di berbagai daerah di Sumatra, seperti Kabupaten Pakpak Bharat, Dairi, Tapanuli Utara dan Tengah (Kelasen), serta Aceh Singkil (Boang). serta Saat ini, nama suku pakpak bisa dibilang nyaris kalah populer dengan suku Batak bahkan di wilayah Sumatra Utara sendiri. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena suku pakpak sesungguhnya memiliki warisan budaya yang unik dan tak kalah kaya dibandingkan dengan suku Batak. Bahkan, warisan budaya suku pakpak yang bersifat fisik seperti rumah adat pun tidak hanya memiliki manfaat fungsional, namun juga mencerminkan prinsip-prinsip kehidupan masyarakat Pakpak yang berlandaskan keharmonisan, musyawarah, gotong royong, serta berbagai semangat adat positif lainnya. Setiap unsur dalam rumah adat Pakpak melambangkan filosofi hidup serta cara pandang anggota suku dalam menghadapi hidup.

Fungsi Rumah Adat Pakpak
       Secara umum, rumah adat Pakpak memiliki fungsi sebagai semacam majelis atau tempat berkumpul bagi anggota suku serta tokoh-tokoh adat untuk mengadakan berbagai upacara tradisional, ritual adat, maupun bermusyawarah untuk mengambil keputusan. Biasanya, sebuah rumah adat Pakpak berisi barang-barang tradisonal khas seperti instrumen musik serunai, seruling dan genderang, sordan, taratoa, dan patung berwujud para ksatria adat atau panglima. Rumah adat Pakpak mudah dikenali dari ornamen khas seperti bentuk atap lengkung segitiga yang menunjukkan tiga unsur dari struktur kedudukan keluarga sesuai adat, yaitu yang terdiri dari saudara lelaki, perempuan, serta keponakan. Tangga yang menghubungkan antara tanah dengan pintu rumah biasanya dibuat dalam hitungan angka genap; anak tangga yang berjumlah ganjil hanya boleh dibuat apabila pemilik rumah tersebut adalah keturunan raja alias marga tanah.

Filosofi Rumah Adat Pakpak
       Salah satu ciri unik dari rumah adat Pakpak adalah pintu masuk yang diletakkan di bagian kolong rumah, dimana hal ini melambangkan sikap rendah hati dan tidak sombong. Bentuk atap yang melengkung oleh suku pakpak dianggap sebagai keberanian dalam menjunjung tinggi adat walaupun menghadapi resiko yang berat. Di atas lengkungan atap, diletakkan tanduk kerbau yang secara tradisi merupakan lambang keberanian, jiwa ksatria, serta kepahlawanan. Dua buah ‘binangun’ alias tiang besar diletakkan di depan rumah sebagai simbol sepasang suami istri yang rukun dalam kehidupan berumahtangga, sementara satu balok besar alias ‘melmellon’ yang dipasang di bagian depan rumah merupakan simbol dari semangat persatuan, gotong royong dan musyawarah untuk mufakat. Di sebuah rumah adat suku pakpak biasanya terdapat gambar mirip lidah payung, yang menyimbolkan jiwa pemimpin yang pengayom dan penuh kasih, hingga memeroleh kepercayaan penuh dari rakyatnya. Hal yang sama juga tercermin dari pilo-pilo dalam bentuk segitiga di muka rumah, yang merupakan simbol hubungan baik yang timbal balik antara pemimpin yang dikasihi dengan masyarakat yang harmonis.
Pakaian Adat Pakpak Untuk Wanita

Pakaian Adat Pakpak Untuk Wanita

13:52 0
Pakaian Adat Pakpak Untuk Wanita

1. BAJU MERAPI-API
Baju modelleher segitiga berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi dengan manik-manik (Api-api). Jenis kain yang umum digunakan sejenis beludru namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain terbaru. Berebda dengan pria variasi warna merah putih tidak ditemukan, namun disekitar lengan atas terdapat manik-manik dengan gambar terlihat seperti kepala kerbau. Demikian juga pada ujung lengan. Kancing yang digunakan pada kemeja ini berbentuk bulat melingkat berlobang dengan ukuran jari-jari 3 Cm

2. SARUNG (OLES PERDABAITAK)
Hampir sama dengan Pria, oles perdabaitak dililit pada pinnggang secara melingkar.

3. SAONG
Tutup kepala yang dibentuk sedemikian rupa dengan oles silima takal. Pada wanita muda dibentuk lonjong dengan sudut runcing kebelakang, dengan rambu yang terurai di dahi. Namun pada usia dewasa bentuknya lebih sederhana dengan rambu terurai kebelakang.

4. LEPPA-LEPPA
Kalung wanita dengan bentuk dan bahan yang sama dengan pria. Bedanya dengan pria barangkali karena tidak ata mata kalung sebagaimana yang terdapat pada borgot. Jumlah rangkainnya juga berbeda dan cenderung lebih pendek.

5. RANTE ABAK
Ikat pinggang dan dahulu terbuat dari perak, tetapi lazim pula menggunakan oles diikat untuk memperkuat posisi sarung oles sidosdos dan memperindah penampilan, serta menggambarkan pula kewibawaan dan keberadaan penggunanya.

6. RABI MUNDUK
Sejenis Pisau yang terbuat dari besi dengan ujung pisau melingkar kecil keatas, gagangnya (sukul) terbuat dari jenis kayu berkwalitas tinggi, berukir dan ujungnya dililiti emas atau perak.

7. PAPUREN
Sejenis sumpit dari rajutan atau anyaman daun pandan dilapisi dengan api-api (manik-manik). Sama dengan pria sumpit ini juga bertali berwarna merah.

8. CULAPAH
Kotak kecil tempat tembakau dengan bahan yang terbuat bdari emas, perak atau loyang berukir sesuai gerga atau ornamen Pakpak yang ada. Ukurannya lebih kurang 6 x 8 cm.

9. KANCING EMMAS
Kancing bulat (berbentuk lingkaran) namun dengan lobang ditengah. Jari-jari lebih kurang 3-4 cm. Terbuat dari emas, perak atau logam yang dilapisi emas. Fungsinya sebagai hiasan, dan menutupi kancing sebenarnya. Artinya umumnya tidak berfungi sebagai kancing dalam artian yang sebenarnya, hanya merupakan assesories semata